Artikel ini dibuat dalam kolaborasi dengan 1000 Days Fund
Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia. Hingga saat ini, stunting masih menjadi isu prioritas nasional. Mengapa demikian? Tentunya, karena stunting dapat berdampak pada kualitas masa depan generasi penerus bangsa. Stunting berkaitan erat dengan dampak-dampak yang dapat berlangsung dalam jangka panjang, seperti berkurangnya kemampuan belajar, performa sekolah/akademik yang buruk, kerentanan terhadap infeksi, yang selanjutnya direfleksikan dengan penurunan produktivitas di masa dewasa, belum lagi ditambah dengan peningkatan risiko masalah-masalah kesehatan yang berlangsung kronik seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas di masa mendatang. Tidak tercukupinya nutrisi anak saat periode emasnya, yaitu di 1000 hari pertama kehidupan (HPK), nyatanya memiliki efek domino yang merugikan bagi anak yang menjadikan seorang anak tidak dapat mencapai potensi maksimal dalam hidupnya.
Berdasarkan Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting di Indonesia mengalami penurunan dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di tahun 2022. Namun demikian, himbauan tetap diberikan kepada seluruh elemen kementerian dan lembaga lain untuk menyatukan kolaborasi demi mencapai target stunting 14% di tahun 2024.
Melihat dampak yang dapat disebabkan oleh kondisi stunting, tentu saja mencegah stunting menjadi hal yang amat penting untuk diketahui dan dilakukan. 1000 Days Fund atau Yayasan Seribu Cita Bangsa melalui 3 pesan kunci stunting yang secara konsisten disuarakan, berharap pesan sederhana ini dapat menjadi pesan penggerak untuk mewujudkan zero stunting by 2030, dimana anak-anak generasi penerus bangsa tidak lagi mengalami efek yang merugikan dari stunting yang dapat dicegah. Apa itu 3 pesan kunci stunting? Yuk, simak di bawah ini!
Apa itu stunting?
Stunting adalah kondisi GAGAL TUMBUH pada anak akibat kurang gizi kronis dan kebersihan yang buruk. Kebersihan yang buruk menyebabkan infeksi berulang (sering sakit, diare, cacingan, dll) pada anak.
Apa akibat/bahaya stunting?
Akibat stunting, anak menjadi KURANG CERDAS dan MUDAH SAKIT. Dalam jangka pendek, pertumbuhan anak bisa terganggu dan anak bisa menjadi lebih mudah terserang penyakit. Dalam jangka panjang, anak menjadi kurang cerdas. Selain rendahnya kemampuan belajar, pada saat dewasa, anak yang stunting juga lebih rentan terserang penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.
Bagaimana cara mencegah stunting?
Stunting bisa dicegah sejak dini pada saat kehamilan dan setelah bayi lahir hingga berumur 2 tahun (1000 hari pertama kehidupan). Tindakan pencegahan stunting yang bisa dilakukan, antara lain:
- Ketika masa kehamilan : minum tablet tambah darah (TTD), makan dengan gizi seimbang, dan rajin ke Posyandu / memeriksakan kehamilannya minimal 6x selama masa kehamilan
- Setelah bayi lahir : berikan Air Susu Ibu (ASI) secara Eksklusif (ASI saja selama 6 bulan pertama), berikan anak makan makanan bergizi dengan mengutamakan protein hewani, cuci tangan dengan sabun, dan memberikan vitamin A, obat cacing dan imunisasi dasar lengkap dengan rajin datang ke posyandu setiap bulannya
Nah, itu dia 3 pesan kunci stunting! Pesan sederhana yang bisa membantu untuk lebih memahami apa itu stunting serta bahayanya dan langkah apa yang bisa dilakukan untuk mencegah. Jangan lupa dipahami dan dicatat, ya karena cegah stunting itu penting!
Referensi
Buku Saku Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Buku Saku Penyuluhan Stunting dengan Poster Pintar. 1000 Days Fund.